English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sebuah Perjalanan

↑ Grab this Headline Animator





Promote Your Blog

Kiyai dan Ayam

Selepas Isya', setelah merasa cukup memberikan pengajian selama bertahun-tahun pada santrinya, seorang Kiyai memberikan santrinya masing-masing seekor ayam. Kiyai berpesan, "terimalah ayam ini, lalu semblihlah ditempat, dimana tidak ada yang bisa melihat apa yang kamu lakukan."
Subuh itu udara cukup dingin, namun Kiyai dan para santrinya sudah berkumpul di Langgar. Selepas shalat subuh berjama'ah, Kiyai bertanya perihal ayam yang diberikannya itu. Seorang santri senior meminta ijin berbicara, "Kiyai, saya sudah jalankan pesan Kiyai untuk menyemblih ayam itu di tempat yang tak bisa ada yang melihat saya menyemblih ayam itu."
Kiyai tersenyum, "Dimana kamu semblih?"
Santri menjawab, "Di belakang sumur, malam tadi tepat jam 12.00"
"Kamu yakin tak ada yg melihat perbuatan itu?," tanya Kiyai lagi.
"Yakin....a'inul yakin, Kiyai, saya sudah periksa berulang kali tempat itu dan sudah sangat berhati-hati" jawab santri dengan takzimnya.
Kiyai menghela nafas. Dia tatap seluruh santrinya. Lalu dengan perlahan dia bertanya, "Bagaimana dengan yang lain?" Satu-satu melaporkan "tempat rahasia" mereka saat menyemblih ayam tersebut.
Kiyai sekali lagi menghela nafas. Dengan suara berat, Kiyai berkata, "Kalian semua tidak lulus.... berbulan-bulan aku mengajarkan Islam kepada kalian, sayang, kalian tak mampu menangkapnya dengan baik. Ketika kalian merasa telah menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat perbuatan kalian, kalian lupa, wahai anak-anakku, bahwa sungguh tak ada tempat di dunia ini yang lepas dari pengamatan Allah!" "Ketika kalian semblih ayam itu, tak sadarkah kalian bahwa Allah melihat perbuatan itu."
Saya menghela nafas mengingat kembali kisah di atas. Betapa sering kita lupa bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui perbuatan kita. Ketika kita "semblih" nasib bawahan kita, kita lupa bahwa Allah melihat perbuatan kita. Ketika kita berhasil meloloskan diri dari kecurigaan isteri untuk berdua-duaan saja dengan wanita yang bukan hak kita di sebuah motel selama berjam-jam, kita lupa bahwa Allah tak bisa kita kelabui.
 Saat kita sukses merubah laporan keuangan sehingga di akhir tahun anggaran, terdapat banyak dana sisa yang bisa kita "hanguskan", kita juga lupa bahwa Allah akan "meng-audit" laporan keuangan tersebut di akherat nanti. Manakala kita tunjuk pihak-pihak lain sebagai kambing hitam dari persoalan moneter di negara kita, dan melupakan bahwa kitapun memiliki "saham" dari persoalan ini, kita lupa bahwa Allah bisa membedakan dengan jelas mana kambing yang "hitam" dan mana yang "putih".
Ah...bisakah kita melepaskan diri dari "mata" Allah, bisakah kita menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat apa yang kita lakukan...??? Ya Allah, ampuni kami....

Web cam software detects activity, sounds, snapshots, records video, and sends captured images by email

Modern professional security software works with
any webcam, Internet cameras, and major capture cards.


Web camera software detects motion, triggers alarm, captures snapshots, records video, and sends captured images by email


Security application

has become so complicated that the regular
consumer who has been busy minding his office instead of pouring over electronics and online
technology articles can be easily overwhelmed when it comes time to install or update his surveillance system.


Fortunately, there is modern professional surveillance software that simplifies much of the decision making.
You don't necessarily have to get rid of a working analog CCTV system in order to update to a broadcasting
video that can be monitored from any ip connected computer or 3G phone. Video capture cards can digitally convert the
images for broadcast. Until yesterday, there had been no real attempts to standardize the new IP
cameras; every make and manufacturer functioned a tiny differently. And when you put web cameras into the
join, using one application to rule them all was unwieldy.



Professional security software

is now accessible that will work for any webcamera
or Internet webcam and for most capture cards as well. You can monitor whatever your activity
sensors are picking up at your room or firm while you can be half a globe away.
The software itself may not be easy, but it can get life simpler for you.

Broadcasting live video and audio from capture card
using webcamera computer application


Streaming online video and sound from capture device via camera server application


Surveillance application

If you find yourself with a need to record surveillance video with a camera over an area,

web camera
server software

may be the right choice for you. Using this software, it is possible to set up a
camera to detect activity and begin recording when it does.

Depending on your needs, the sights and sounds that are picked up by the webcam may be stored on a hard drive, or if the captured video
needs to be accessible off-site, can be broadcast using the server's broadcasting
feature to a web site.

Depending on the quality of the camera and the viewer's video card, the picture that is recorded may be as clear as a high-definition tv signal.
Using a setup like this, it is possible to provide a measure of protection for an area when
the economics of the situation do not justify hiring a security business or setting up a professional monitoring system.

This

do-it-yourself approach

can save money while not compromising on security.

Web camera software detects activity, sounds
siren, captures images, records video, and sends captured images by email


Webcam software detects activity, sounds alarm, captures snapshots, records video, and sends captured images by email
Web cameras
are usefull for more than just making online conversations
more practical. They can also be
an tremendously useful instrument
for use in home or organization protection.

Software

is now available that can detect motion and use
it as a trigger for several events.


The way that
it works is to study the picture sent by a camera that is either attached via USB
or via a video capture device for motion. While it picks up
that motion, it can after that acquire any number of actions,
including triggering an alarm.

An other popular application, though, is to either
send live images of what is happening in the field that is covered by the webcam
or to even broadcast by live streaming precisely what is
happening with both audio and image. If installed stealthily,
this application could even be used for secret surveillance.

Given the
large amount of devices that either have a webcamera attached
or can support one, this is an perfect way to inexpensively and simply protect
the spot around that property
from intrusion or burglary.

Wali Ashif

Nama Wali Ashif memang tidak terdapat dalam Qur'an. Tetapi, konon, sejumlah sufi mengenal beliau bahkan mengamalkan wiridan yang diamalkan Wali Ashif.
Siapa dia sebenarnya? Wali Ashif hidup pada masa Nabi Sulaiman. Dalam surat an-Naml (QS 27: 38-40) diceritakan bagaimana Nabi Sulaiman meminta para pembesar kerajaannya memindahkan singgasana Ratu Bilqis. Jin Ifrit menjawab, "Aku akan datangkan kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
Ucapan Ifrit itu ditimpali oleh seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip!" Nabi Sulaiman berkedip, dan singgasana Bilqis sudah berada dihadapannya. Lalu siapa dia yang disifatkan al-Qur'an dengan "seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab".
 Literatur sufi menyebut orang tersebut bernama Wali Ashif. Sufi yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud itu sebenarnya adalah malaikat. Entahlah siapa dia sebenarnya. Yang jelas dia memiliki ilmu dari al-Kitab. Yang pasti dia memiliki kemampuan melebihi jin ifrit. Mari kita pelajari al-Kitab yang diturunkan Allah, mari kita raih cahaya al-Kitab itu. Jika kita mampu menguasai ilmu dari Kitab Suci maka kemampuan gaib kita melebihi kemampuan jin ifrit.
Sayang, kita tidak mau mendalami al-Kitab yang Allah turunkan kepada kita sebagai "petunjuk bagi orang yang bertakwa". Kita lebih suka bermain-main dengan jin. Kita lebih suka meminta tolong kepada jin. Ah...betapa jauh kita dari tuntunan Allah. Kisah Wali Ashif seharusnya menyadarkan kita bahwa kalau kita mau mendalami kitab suci, maka derajat kita akan naik dan kita sama sekali tak butuh pada bantuan jin.
Ya Ilahana, Ilaha kulli sya'i, ilahan wahidan La ilaha illa anta
 (Wahai Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu, Tuhan yang satu, Tidak ada tuhan kecuali Engkau)
 Konon dengan do'a ini Wali Ashif mampu memindahkan singgasana Bilqis sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip.
 

Keajaiban Hamba Allah

Ada  seorang rekan yang mengaku mengalami berbagai keajaiban bercerita banyak pada saya. Bagaimana keluarganya menganggap bahwa do'a yg dia panjatkan pasti diterima Allah. Bagaimana isterinya, penganut salah satu tarekat, jika berdo'a sudah bisa merasakan apakah do'a ini terkabul atau tidak.
Rekan lain juga bercerita bagaimana dia mengalami keajaiban. Ketika dia berdo'a agar termasuk mereka yang berhati emas, tiba-tiba dia melihat langit berwarna keemasan dan tetesen emas itu bagaikan jatuh ke bumi.

Entahlah, apakah pengalaman rekan-rekan saya tersebut benar-benar terjadi atau tidak. Saya hanya khawatir dua hal :
1.    Kita berubah menjadi riya' ketika kita menceritakan hal-hal itu. Saya khawatir kita justru tidak mendapati keajaiban lagi ketika hati kita telah tergelincir pada riya'.
2.    Kita beribadah karena mengejar keajaiban; bukan semata-mata karena Allah. Kita baca wirid sekian ribu kali, dengan harapan bisa menghasilkan keajaiban, apakah tubuh yg kebal, terungkapnya hijab (kasyaf) dan lainnya. Kita jalani sholat sunnah ratusan rakaat juga demi mengejar "keanehan-keanehan". Kita jalani ritus-ritus itu hanya karena ingin mencapai ma'rifat (yang sayangnya dikelirukan sebagai memiliki keajaiban).

Yang lebih celaka lagi, ketika kita mendapat keajaiban tiba-tiba kita mengklaim bahwa Tuhan sangat dekat dengan kita sehingga status kita naik menjadi wali. Sayang, setelah "merasa" menjadi wali, kita lupakan aspek syari'ah. Konon, bagi mereka yang mencapai aspoek ma'rifat tidak perlu lagi menjalankan aspek syari'at.
Entahlah, saya yang merasa belum naik-naik maqamnya dari status awam hanya bisa merujuk kisah Nabi Zakariya dan Siti Maryam. Nabi Zakariya diberi anugerah putera, padahal dia sudah tua dan isterinya mandul. Setelah mendapat keajaiban ini, Allah memerintahkan pada-Nya, "Sebutlah nama Tuhan-mu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari" (Qs 3: 41) Maryam pun mendapat keajaiban berupa putera (padahal dia tidak pernah "disentuh" lelaki). Namun setelah Allah memberitahu tingginya kedudukan Maryam, Allah menyuruh Maryam, "Ta'atlah kepada Tuhan-mu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku' (Qs 3: 43)
Ternyata, hamba Allah seperti Nabi Zakariya dan Siti Maryam pun tetap tidak meninggalkan aspek syari'at meskipun telah memiliki keajaiban.
 Berkenaan dengan keajaiban, Abu Sa'id, sufi besar abad 10 dan 11 Hijriah, pernah bertemu orang yang menceritakan sejumlah keajaiban "wali".
Orang itu berkata, "dia bisa terbang..."
Abu Sa'id menjawab, "ah...tak aneh...burung saja bisa terbang"
Yang aneh justru adalah mereka yang mengaku-aku wali dan sufi sambil mendemonstrasikan "keajaibannya". Wali dan Sufi sejati tak butuh pengakuan orang lain akan ke-waliannya. Wali dan sufi sejati tak akan pernah meninggalkan aspek syari'at, meski telah mencapai maqam ma'rifat.

Payout dari NEOBUX

Alhamdulillah niat dari iseng-iseng ikutan eh taunya dapet jg tuh dollar hehehehe,,,,nih buktinya aku liatin




Lumayan kan dari niat iseng-iseng eh taunya berhadiah hehehehe,,,,,niat ikutan g??? klo niat KLIK AJA INI

atau klik banner dibawah ini

History Pay Out PTC 25


Ni aku kasi liat histori payout-nya dari PTC 25 dari awal ampe terakhir aku ikutan,,,,!!!!






lumayan kan bosss,,,,,,klo tertarik ikutan aja kesini

Hampir saja langit pecah

Paling tidak, ada dua peristiwa yang menyebabkan langit hampir pecah. Pertama, dalam surat Maryam ayat 90-91 disebutkan:
"Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak"
Kedua, al-Qur'an menginformasikan kepada kita peristiwa lain yang juga hampir saja membuat langit pecah, yaitu dalam surat Asy-Syura ayat 5:
"Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dua peristiwa dengan dua sebab yang berbeda hamper saja menghasilkan kejadian yang luar biasa, yaitu pecahnya langit. Pada persitiwa yang pertama, langit hampir pecah karena kemurkaan Allah SWT. terhadap mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Ucapan atau tuduhan itu begitu dahsyat kemungkarannya. Betapa tidak, Allah yang berbeda dengan makhluk manapun itu --"mukhalafatu lil hawadits-- diserupakan dengan manusia (yang mempunyai anak) yang justru diciptakan-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Penyerupaan ini jelas membuat Allah murka!

Peristiwa kedua terjadi justru karena kebesaran Allah. Malaikat pun bertasbih serta memuji Allah dan memohonkan ampunan bagi penduduk bumi. Kebesaran dan keagungan Allah tidak terkira sehingga ketika Dia diminta Nabi Musa menampakkan wujud-Nya, bukit tempat Musa berdiri menjadi hancur dan Musa jatuh pingsan. Kali ini Allah menampakkan kebesaran-Nya pada langit, dan langit yang demikian luas itu hampir pecah karena tak mampu menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah-kisah di atas?
 Seringkali ketika kita berkuasa, kita bertingkah laku hendak menyerupai Allah. Kitalah pemegang nasib bawahan kita. Hanya dengan selembar kertas yang kita tandatangani seorang anak manusia bisa jatuh terduduk atau bias meloncat-loncat kegirangan. Ketika ada rakyat yang hendak datang ke kantor, kita lempar ia dari satu meja ke meja berikutnya. Semua kebijakan tergantung petunjuk kita; semua pengacau kekuasaan kita beri hadiah "azab yang pedih" dan nyawa mereka tak ada harganya bagi kita. Senyum kita menjadi tanda tanya; apakah sedang suka atau sedang marah. Bawahan kita sibuk menafsirkan gerak tubuh kita hanya untuk menyelami apakah kita sedang suka atau tengah berduka.
Saya khawatir pada saat kita berprilaku menyerupai kekuasaan Allah  maka langit akan pecah karena murka Allah. Bukankah segala bentuk penyerupaan harus ditiadakan; apakah itu berarti memiliki kekuasaan tiada batas, memberi azab ataupun menentukan nyawa orang lain. Segala bentuk kesombongan dan takabur harus dilenyapkan, karena hanya Allah yang berhak untuk takabur (Al-Mutakabbir).
 Sementara itu, di sepuluh malam terakhir Ramadhan ini, kita menunggu langit yang hampir pecah, saat Malaikat bertasbih memuji Allah dengan suara yang bergemuruh, mereka turun atas perintah Allah dan memohon ampun untuk penduduk bumi. Kita sambut kehadiran malaikat itu dengan gemuruh suara tasbih dan rintihan tangisan memohon ampunan Allah. Puji-pujian dari penduduk langit kepada Allah bertemu dengan puji-pujian penduduk bumi untuk Allah. Boleh jadi langit hampir pecah pada malam-malam akhir Ramadhan ini.

Pertanyaannya, tengoklah diri kita sekarang baik-baik. Yang mana yang kita tunggu? apakah kita menunggu langit hampir pecah karena murka Allah atau karena kebesaran-Nya?
Protected by Copyscape Web Plagiarism Finder
GetRank -  Webmaster and Seo Tools